2/27/13
0 komentar

Kisah Singkat Kopi Toraja

1:58 AM

KOPI Toraja telah melanglang hingga ke café-café ternama seantero dunia. Tana Toraja adalah sebuah kabupaten di punggung pegunungan Sulawesi, berjarak 300 kilometer dari Makassar ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Meski tak setenar Toraja, daerah-daerah di sekitarnya juga merupakan produsen kopi bermutu seperti daerah Kalosi di Kab. Enrekang dan Kab. Mamasa.

Kopi Toraja sebagian besar ditanam di perkebunan kecil milik penduduk di lereng-lereng pegunungan. Orang Toraja dikenal karena mampu memelihara tradisi yang sudah berumur ratusan tahun. Salah satunya adalah upacara pemakaman Rambu Solo’ yang menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri. Sama seperti pesta-pesta adat yang ritualnya sudah berlangsung turun-temurun, proses pengolahan kopi juga melalui tradisi yang berumur ratusan tahun.

Perjalanan kopi ini hingga bisa go international juga telah melalui proses panjang. Pada awalnya pemerintah kolonial Belanda mengetahui keberadaan “harta karun” ini. Mereka sempat membuka perkebunan kopi seluas 300 hektar dan menamainya Kalosi Celebes Coffee, namun tidak berlanjut. Lalu disusul dengan masuknya Jepang ke Indonesia, biji kopi ini sempat diperkenalkan ke negara tersebut.

Baru kemudian pada 1973, sebuah perusahaan kopi Jepang datang ke Indonesia menapaktilasi daerah pedalaman Ballokan, Tana Toraja yang merupakan perkebunan kopi bekas peninggalan Belanda. Mereka meyakini industri kopi Toraja akan bangkit kembali di dunia internasional jika prasarana di daerah itu dibenahi. 

Pada 1976, terbentuklah kerjasama Jepang dan Indonesia dengan lahirnya pabrik kopi Toarco (Toraja Arabica Coffee) dan dimulailah persemaian benih untuk rencana penanaman seratus hektar dan dipasarkan di Jepang dan sampai ke berbagai belahan dunia.

Kini, dengan standar yang sebagian besar sudah baku, kita dengan mudah menemukan kopi Toraja berkualitas baik dimana saja. Bahkan, pemerintah daerah kini sedang mengembangkan 1200 hektar lahan untuk pengembangan kopi organik di Kecamatan Sesean dan Rindingallo di Toraja Utara. Di daerah lain, seperti Enrekang dan Pegunungan Latimojong, juga akan dikembangkan pula usaha serupa. 

Nikmatnya secankir kopi Toraja.

Dan... kopi yang banyak dimaknai sebagai ”Kopi misterius yang kini hidup kembali” ini jadi kebanggan Indonesia kita :)



sumber : torajacybernews.blogspot.com
Newer Post
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer
Top