Jatiluwih, sebuah kawasan persawahan di Kabupaten Tabanan, Bali. |
Tempat Wisata Bali - Jatiluwih, Penebel, Tabanan - Jatiluwih merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia. Jatiluwih merupakan sebuah desa wisata, yang memiliki panorama alam yang indah yang disertai dengan sawah berundak. Udaranya juga relatif sejuk karena tempat ini berada pada ketinggian 700 meter.
Desa Jatiluwih di Penebel, Tabanan utara mempunyai sawah yang mengikuti kontur tanah yang bertingkat dengan latar belakang yang memukau dan begitu indah Gunung Batukaru dan Gunung Agung penggunaan air irigasi tradisional Bali yang juga dikenal sebagai subak, manajemen dari masyarakat di wilayah ini berbasis subak Bali. Suasana dingin di Jatiluwih terasa lebih asli dan indah, lebih baik daripada Tegallalang dan yang paling terkenal adalah di kawasan ini memiliki banyak kafe dan toko-toko suvenir.
Dua rute untuk menuju Jatiluwih adalah :
Denpasar> Kediri> Tabanan> Penebel> Jatiluwih atau Denpasar> Mengwi> Baturiti> Jatiluwih.
Keuntungan di desa Jatiluwih adalah memiliki pengakuan dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia.
Pengembangan Wisata - Untuk melestarikan lahan daerah pertanian serbesar 53.000 hektar di pulau itu, Pemerintah Kabupaten Tabanan tidak memungkinkan untuk pengembangan hotel berbintang dan hotel kota, kecuali fasilitas pariwisata dengan komitmen untuk pelestarian lingkungan akan diizinkan dengan 30 persen bangunan dan 70 persen harus dibiarkan alami sebagai sawah atau perkebunan. Pemerintah juga telah memutuskan-300 hektar zona lapangan dilindungi padi dengan zona perumahan seluas 100 hektar terletak di luar zona dilindungi.
Selayang Pandang
Jatiluwih merupakan tempat tujuan wisata yang favorit di Bali, terkenal dengan teras sawah yang membentang dengan indahnya. Jatiluwih sendiri memiliki arti yaitu Jati berarti benar dan Luwih berarti utama, baik dan special (kata penduduk disana lho!).
Teras sawah yang berada di Jatiluwih ini bernama Subak. Subak adalah sistem pengairan sawah masyarakat Bali yang dilakukan secara berorganisasi dan yang baru saja di tetapkan menajadi warisan budaya dunia oleh UNESCO (Plokk.. Plokk.. Hore..).
Karena Jatiluwih berada di dataran tinggi Gunung Batukaru, sehingga udaranya pun sejuk dan membuat bda betah berlama - lama di sini.
Pematang sawah di Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali. |
Jatiluwih dikelilingi oleh suasana sejuk karena terletak di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Selain potensi alam, Jatiluwih juga menyimpan potensi budaya, khususnya sejarah Candi keberadaan Petali yang berhubungan dengan kekuatan Ida Dalem Waturenggong di Keraton Gelgel Raja (1460-1552). Jarak dari Denpasar ke Jatiluwih adalah sekitar 48 km dan terletak di bagian utara dari kota Tabanan (28 Km). Jalan menuju tempat ini telah semakin ditingkatkan sehingga kendaraan bermotor bisa masuk dari sisi timur melalui Desa Pacung dan pergi ke Jatiluwih dan juga dari sisi barat dari Watukaru Temple lolos ke Jatiluwih.
Jatiluwih adalah banyak dikunjungi oleh wisatawan dari negara-negara lokal dan asing yang ingin menikmati suasana dingin dan panorama indah sawah. Jatiluwih sebagai tujuan wisata alam di Bali yang telah dikenal sejak kolonial Belanda membangun Keamanan Mabes dan sampai sekarang warga setempat conceives dengan Tangs Belanda. Pemerintah Indonesia telah ditugaskan Jatiluwih untuk menjadi Tujuan Wisata Desa karena potensi ini.
Foto prewedding di Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali. |
Jatiluwih juga menjaga unik upacara tarik agama yang tahu terkenal sebagai Patirtaan di Petali Temple Rabu Kliwon Ugu (Berdasarkan Kalender Bali). Penduduk setempat percaya bahwa Petali Candi merupakan pusat pemujaan Hyang Widhi Wasa The (Tuhan) sebagai kekuatan pertanian. Selain dari Petali Candi, ada juga Pucak Rsi Candi terletak di daerah ini. Sebagai objek wisata, Jatiluwih menyediakan fasilitas umum seperti tempat parkir, toilet, bale istirahat dan Wantilan bagi wisatawan yang menikmati panorama yang indah. Beberapa restoran telah dibangun untuk melayani makanan dan minuman.
Berbagai Sumber
0 komentar:
Post a Comment