Ada yang bertanya padaku, mengapa perlu menjaga diri
dari lisan dan kata-kata
tetapi aku enggan menjawab, aku sedang menjaga lisan
dan lagi-lagi dia menggerogotiku
dengan kata-kata dan iming-iming penuh maksud
apakah itu jawaban??
ya lalu ku jawab dengan sebuah pertanyaan
Apakah manusia itu sama dengan buah papaya?
kau terdiam sejenak lalu berucap”ya”
Aku mengerutkan kening’ itulah jawabanku.
maksudmu?”tanyamu heran.”
Kau harus mengingat dompet dan pena. “kataku”
Jika kau tak mampu menyimpan sesuatu yang berharga dalam dirimu
maka seharusnya kau membahsakannya dengan lebih bijaksana
agar orang lain mengerti maksudmu…
Kau harus mampu menyembunyikan sesuatu yang tersirat dalam dirimu
agar tak sembarangan orang mampu menelusuri kelemahanmu.
Memasukkan barang dalam dompetmu harus disaring terlebih dahulu
agar ia tak mudah robek oleh mulut-mulut orang tak bertanggung jawab.
dan jangan menuliskan dendam biarlah dompetmu yang manis
melipat semua kenangan manisnya dengan rapih…
semua hal yang tersimpan dan apa yang kau tuliskan dalam
dirimu itu juga adalah dompet yang kau bawa setiap hari jangan biarkan orang
lain tau isinya sehingga mereka terpikat untuk mencurinya…
dompet itu adalah lisanmu dan pena itu adalah bahasamu
simpanlah keduanya dengan baik dalam hatimu…
dan pergunakan ia di tempat yang benar
agar ia sampai pada tujuannya.
sebab yang membuat dompet dan penamu berharga bukan karena merek dan isinya tetapi penjagaannya.
Okeyy maniesss terimakasih (gumawwooooo) ^_*
hehheh…~RAR~
Sumber: Catatan Rahmawati A. Rakib
Antara Dompet dan Pena | Ilustrasi. |
0 komentar:
Post a Comment