lalu, apa setelah fajar baru bersinar nanti Kau kembali tersenyum atau masih tersenyum padaku?
dan masih lanjut menulis ujar-ujar indah itu, menghidupkannya dalam puisi.
jangan kau buat aku tertawa hebat lantaran aku merasa hebat sendiri,
melihat kau tak bisa lagi menulis dengan penamu yang tajam,
seperti terombang-ambing diatas perahu serta larut dalam bias warna lirik sembilu Camelia,
atau malah mengumpulkan orang-orang dan bernyanyi tralala senandung revolusi menentang sistem, menentang kapitalis lalu menjadi bintang iklan, seperti pahlawan itu?
kau pun masih bangga setelah menjual sebidang pekarangan dengan pagar bambu merah putih di tepi sungai yang airnya mulai keruh.
pernah kita terbangun dari selimut yang sama, selimut bahasa indah
terbangun dari mimpi, impian yang berbeda
dan kenyataan membenarkan bahwa kita tak punya yang lain, hanya punya hidup,
hidup di bumi manusia bersama aneka warna manusia dan juga problemanya.
salam sahabat...
Freedom. |
0 komentar:
Post a Comment